Metode terapi Tuina style almarhum ahli bedah Xuān zhé rén 宣蛰人 dari ShangHai.
Metode ini ditemukan oleh Xuān zhé rén 宣蛰人 ketika bertugas sebagai ahli bedah dimana beliau ketika menangani pasien, beliau selalu mencari penyebabnya apa langsung pada mayat hidup, sehingga ditemukan kesimpulan bahwa ada penumpukan lemak pada ujung saraf. Ketika lemak ini dibersihkan, otomatis gejala sakit pada area yang dikeluhkan langsung membaik. Karena ada perselisihan pendapat antara dokter spesialis bedah senior akhirnya metode ini diterapkan dengan metode Tuina.
Metode ini dilakukan hanya dengan menggunakan ibu jari, tidak dengan sikut ataupun sampai membunyikan tulang seperti terapi chiropractic, sensasi yang dirasakan ketika dituina adalah sensasi pedas. Sensasi ini hanya muncul jika memang area yang telah di diagnosa benar benar menjadi sumber masalah.
Untuk hasil yang optimal, terapi tuina hanya boleh dilakukan sekali seminggu. umumnya kasus ringan hanya membutuhkan 1-2x terapi. Jika kasus berat membutuhkan lebih. Semakin lama diobati, semakin kronis kasusnya dan otomatis membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
Metode ini sangat sering dan sangat bagus digunakan untuk segala keluhan otot, baik sakit pinggang, leher, pundak, tangan, kaki. Bahkan kasus yang dikatakan HNP juga belum tentu murni saraf kejepit. Bisa jadi ototnya yang sanking tegang sehingga menyenggol saraf yang mungkin saja kondisi tulang memang sudah keropos sehingga menimbulkan rasa sakit seolah olah HNP beneran. Ketika dituina otot otot yang tegang dan bagian yang lemah, memulihkan fleksibilitas antara otot yang terlalu tegang dengan otot yang terlalu lemah, membuat kondisi pinggang yang tadinya menekan saraf sehingga sakit, akhirnya menjadi bebas dan tidak terasa sakit lagi.
Hal ini disebabkan karena tubuh manusia sangat dikuasai oleh otot, bukan tulang tengkorak itu sendiri. Agar tubuh bisa berdiri tegak, maka kekuatan ototlah yang menopang tubuh agar susunan tulang bisa berdiri dengan tegak. Oleh karena itu, setiap ada masalah pada postur tubuh, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan otot maka saya akan lebih mengutamakan Tuina karena hasilnya juga akan lebih cepat hasilnya.
Berikut terdapat salah satu contoh kasus pasien skoleosis yang diterapi dengan menggunakan metode Tuina dan kombinasi akupunktur, sebanyak 12-15x. Bisa dilihat pada garis lurus sebelum (sebelah kiri) dan sesudah (sebelah kanan). dan hasilnya cukup permanen. Tentu saja tetap perlu ditambahkan akupunktur untuk menguatkan system immune, fungsi otot, sirkulasi darah, menstabilkan system hormon sehingga kondisi tubuh bisa cepat stabil dan pulih dari keluhan keluhan lain yang tersembunyi dimana keluhan ini membuat keluhan utama kita menjadi sulit untuk sembuh.
Berikut video yang menjelaskan bahwa tubuh untuk bisa berdiri, bergerak semua ditentukan oleh fungsi otot yang secara tidak langsung melindungi organ vital tubuh kita.
Dengan melihat video di atas, Saya memutuskan untuk melakukan terapi dengan menggunakan metode Tuina dibandingkan chiropractic/yumeiho/tairopraktic. Karena walaupun kita memperbaiki posisi tulang tetapi kekuatan ototnya sendiri masih lemah, bagian tendon dan otot masih terkumpul lemak sehingga membuat fleksibelitas otot untuk kontraksi antara ketarik dan melenturkan tidak bisa dilakukan dengan baik, maka otomatis posisi tulang yang sudah membaik akan ketarik ke posisi semula (posisi yang salah) akibat dari ketegangan otot yang tidak bisa lentur kembali.
You must be logged in to post a comment.